Jumat, 13 Februari 2015

Kawan Dalam Kenangan - RIP Yospa Wiranata (1980-2007)

Sahabat mungkin tak akan bisa menggantikan kekasih yang telah pergi,tapi seorang sahabat tak akan pernah meninggalkan kau sendiri  didalam sepi..

Ini tentang seorang kawan,dimana pada suatu masa di Yogyakarta ia meninggalkan kenangan yang terlalu manis bahkan sesekali dia menjadi terlalu pahit untuk bisa dilupakan begitu saja.Tapi aku tak ingin mengenang tentang  kepahitan,karna apalah arti setetes kepahitan di dalam seember madu.Baiklah aku mulai saja..

Sabtu, 31 Januari 2015

Intro

Tiap kali aku melewati rumah dimana dulu ia tinggal,tiap kali pula pikiranku dibawa melayang teringat tentang masa-masa yang pendek yang pernah kami lewati.Tak banyak memang kenangan yang bisa dikenang,pun tak selalu indah.Meski begitu aku tau,bahwa sesungguhnya aku tak kan pernah bisa melupakannya...Tak akan pernah.

Selasa, 13 Januari 2015

Raungan Penyambung Hidup

Meski tak jelas tapi begitu nyata terdengar olehku,suara deru mesin pemotong rumput yang selalu dia andalkan mungkin juga jadi kebanggaannya.Ketika ia terasing saat bekerja dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan,mesin inilah yang selalu setia menemaninya.Suara berisiknya seakan menjadi lagu pengusir sepi yang entah kapan akan berakhir.Ketika semua harapan nampaknya tlah hilang,mesin ini jualah yang terus memaksanya untuk terus berlari,cukup melelahkan memang.

Sabtu, 10 Januari 2015

Sunset di Awal Tahun 2015




Tak berjumpa dengan sunrise,sunset pun tak mengapa...pukul 2.00 dini hari kami (saya,enol dan iwan) memulai summit attack kepuncak marapi bukit tinggi.Cuaca akhir desember tahun ini sedikit agak ekstrim bila dibanding 3 tahun lalu.Entah mengapa hembusan angin terasa begitu dingin menusuk tulang dipagi itu.apa karena daya tahan kami memang sudah berkurang disebabkan umur tak muda lagi atau memang karena cuaca benar-benar dingin?entahlah..yang pasti sekujur badanku terasa menggigil meski sudah memakai pakaian berlapis-lapis.Begitu juga kedua temanku,tak banyak percakapan yang terucap dari bibir kami yang terlihat begitu pucat.rokokpun sudah tak ada rasanya lagi.Ketika berhenti di cekungan cadas,kami lebih banyak terdiam,sambil memandang gemerlap lampu kota Bukit Tinggi yang terlihat seperti ribuan kunang yang berwarna-warni,indah..sungguh indah.sedikit mengalihkan perhatian kami dari serbuan udara yang..sangat..sangat dingin..brrrrrhhh.Kami merasa seperti berada disurga pada musim dingin.