Sabtu, 31 Januari 2015

Intro

Tiap kali aku melewati rumah dimana dulu ia tinggal,tiap kali pula pikiranku dibawa melayang teringat tentang masa-masa yang pendek yang pernah kami lewati.Tak banyak memang kenangan yang bisa dikenang,pun tak selalu indah.Meski begitu aku tau,bahwa sesungguhnya aku tak kan pernah bisa melupakannya...Tak akan pernah.


***

Kata orang cinta itu buta tapi belakangan aku semakin yakin bahwa cinta bahkan tak punya mata.Siapa saja bisa jatuh cinta kepada siapa saja.Banyak contoh yang sudah kulihat sendiri ataupun dari cerita orang-orang yang aku dengar.Apalah namanya cinta jika dia punya mata?satu-satunya cinta yang punya mata yang ku tahu adalah cinta dalam film AADC.Karna memang nama salah satu aktrisnya adalah Cinta..heheh.Sudahlah,ini bukanlah hal yang penting untuk diperdebatkan bukan?Mau dia punya mata atau tidak biarlah Cinta tetap menjadi Cinta saja tanpa embel-embel mata,meski aku lebih cendrung setuju jika cinta memang tanpa mata.Tapi ya sudahlah..

Aku berharap tulisan ini menjadi cerita sedih yang bisa membuat mata siapa saja yang membacanya menjadi berkaca-kaca,tapi selalu saja keseriusanku menjadi terusik oleh ide lucu yang ada dikepalaku.Dan kadang alurnya menjadi sedikit ngelantur sehingga kadang ceritanya tidak menggambarkan bahwa penulis sedang bersedih hati..maksudku benar-benar bersedih hati.

Baiklah..Aku mencintainya sepenuh hatiku,tak peduli hatiku penuh dengan hal apa.Tapi aku berani mengatakan bahwa aku sepenuh hati,aku tak malu untuk mengakuinya.Aku mencintainya lebih dari yang dia tahu dan aku berharap juga lebih dari yang  aku tahu.Sebab itulah mengapa aku lebih cendrung percaya bahwa cinta memang tak punya mata.Orang yang sepatutnya tak boleh aku jatuhi cinta tapi pada kenyataannya itulah yang terjadi kepadaku,aku jatuh cinta kepadanya.Pernah juga aku dengar orang berkata bahwa jatuh cinta itu sangat sederhana,aku setuju dengan kata-kata itu.Katakanlah hanya dengan memandang mata saja kau sudah bisa jatuh cinta,seperti yang aku alami sendiri.Aku jatuh cinta ketika mataku terpaku menatap kedua bola matanya.Bahkan tak perlu ada kata-kata.Tidakkah itu sederhana?Tak perlu sebuah perjalanan besar yang romantis untuk bisa jatuh cinta.Tak apa jika kau tidak setuju dengan apa yang aku katakan,karena tiap orang punya pandangan sendiri-sendiri aku rasa.Dan akupun tidak melarang kalau ada yang mau mengkritik,silahkan saja.Ini adalah negara demokrasi ,semua bebas berpendapat.

Aku menyadari,rasanya tak mungkin untuk memilikinya karna kami berdua masih ada hubungan saudara yang walaupun jauh tapi bagiku rasanya masih tak etis jika aku menjalin hubungan asmara dengannya,katakanlah begitu.Aku merasa terlalu naif jika aku berbuat demikian,jadi aku berusaha membuang jauh-jauh perasaanku padanya.Jangankan untuk mencintainya,bahkan aku tidak berharap untuk bisa mengenalnya lebih dekat.Tapi sekarang semuanya sudah terlambat,aku tak punya pilihan.Hasrat tetaplah hasrat,ia tak pudar terkena sinar matahari dan tak bisa hilang karna terjangan ombak.Aku sudah tak peduli apa yang orang katakan nanti tentang kami berdua,aku sudah siap menanggung semua itu.Jika memang harus terjadi,maka terjadilah..Aku sudah melangkah terlalu jauh sekarang dan aku tak bisa untuk mundur lagi.Dan aku tak mabuk,aku tidak dibawah pengaruh alkohol atau narkoba jenis apapun.Aku sepenuhnya sadar.

Tapi entah mengapa,ternyata pikiran kami tidak sama dalam hal ini.Ketika aku bersikukuh untuk tetap maju,dia yang membuatku menjadi kuat justru memutuskan untuk mundur.Aku tak tau mengapa.Aku sempat berpikir bahwa dia menjadi kehilangan nyali,tapi cepat-cepat aku buang pikiranku itu.Karna aku tau dia adalah seorang yang kuat dan dia adalah seorang gadis yang berani,aku tak bisa meragukan itu.Dan pada kenyataannya aku melihat diriku terpojok pada sudut sempit yang gelap dan tak tau harus melangkah kemana,sendiri tak ada tempat untuk bertanya.Kadang aku berpikir bahwa apa yang terjadi diantara kami hanyalah sebuah lelucon yang sama sekali tak lucu,ironis mungkin.Aku tak tau,mungkin baginya cinta itu tidaklah buta tapi tidak bagiku.Ketika kau menggilai seseorang,kau selalu punya alasan untuk percaya bahwa dia adalah orang yang tepat untukmu.Dan itu tak perlu alasan yang bagus,entahlah..Aku hanya berharap untuk tak mundur dari kebenaran hanya karena kebenaran itu sulit.

***

Pagi itu sebuah takdir telah ditulis dan diputuskan,yang kemudian meremas-remas buah jantungku.Takdir yang kemudian berubah menjadi palu yang menghantam tepat di ulu hatiku,membuatku terdiam tak bisa berkata-kata.Aku pikir aku sudah memberinya pilihan untuk tetap bersamaku,tapi ternyata dia memiliki alasan untuk pergi meninggalkanku.

Adakalanya aku juga menemukan dalam hidup ini,seperti yang pernah di katakan seorang kawan “Bahwa cinta,seperti halnya kesedihan..ia cendrung memudar.. dan akan digantikan oleh sesuatu yang lebih menarik pada akhirnya..”.Tapi aku tak ingin seperti itu,tidak untuk kali ini..



Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak "