Tiap kali aku melewati rumah dimana
dulu ia tinggal,tiap kali pula pikiranku dibawa melayang teringat tentang masa-masa
yang pendek yang pernah kami lewati.Tak banyak memang kenangan yang bisa dikenang,pun tak selalu indah.Meski
begitu aku tau,bahwa sesungguhnya aku tak kan pernah bisa melupakannya...Tak
akan pernah.
***
Kata orang cinta itu buta tapi
belakangan aku semakin yakin bahwa cinta bahkan tak punya mata.Siapa saja bisa
jatuh cinta kepada siapa saja.Banyak contoh yang sudah kulihat sendiri ataupun
dari cerita orang-orang yang aku dengar.Apalah namanya cinta jika dia punya
mata?satu-satunya cinta yang punya mata yang ku tahu adalah cinta dalam film
AADC.Karna memang nama salah satu aktrisnya adalah Cinta..heheh.Sudahlah,ini
bukanlah hal yang penting untuk diperdebatkan bukan?Mau dia punya mata atau
tidak biarlah Cinta tetap menjadi Cinta saja tanpa embel-embel mata,meski aku
lebih cendrung setuju jika cinta memang tanpa mata.Tapi ya sudahlah..
Aku berharap tulisan ini menjadi
cerita sedih yang bisa membuat mata siapa saja yang membacanya menjadi
berkaca-kaca,tapi selalu saja keseriusanku menjadi terusik oleh ide lucu yang
ada dikepalaku.Dan kadang alurnya menjadi sedikit ngelantur sehingga kadang
ceritanya tidak menggambarkan bahwa penulis sedang bersedih hati..maksudku
benar-benar bersedih hati.
Baiklah..Aku mencintainya sepenuh
hatiku,tak peduli hatiku penuh dengan hal apa.Tapi aku berani mengatakan bahwa
aku sepenuh hati,aku tak malu untuk mengakuinya.Aku mencintainya lebih dari yang dia tahu dan aku berharap
juga lebih dari yang aku tahu.Sebab
itulah mengapa aku lebih cendrung percaya bahwa cinta memang tak punya
mata.Orang yang sepatutnya tak boleh aku jatuhi cinta tapi pada kenyataannya
itulah yang terjadi kepadaku,aku jatuh cinta kepadanya.Pernah juga aku dengar
orang berkata bahwa jatuh cinta itu sangat sederhana,aku setuju dengan
kata-kata itu.Katakanlah hanya dengan memandang mata saja kau sudah bisa jatuh
cinta,seperti yang aku alami sendiri.Aku jatuh cinta ketika mataku terpaku
menatap kedua bola matanya.Bahkan tak perlu ada kata-kata.Tidakkah itu
sederhana?Tak perlu sebuah perjalanan besar yang romantis untuk bisa jatuh
cinta.Tak apa jika kau tidak setuju dengan apa yang aku katakan,karena tiap
orang punya pandangan sendiri-sendiri aku rasa.Dan akupun tidak melarang kalau
ada yang mau mengkritik,silahkan saja.Ini adalah negara demokrasi ,semua bebas
berpendapat.
Aku menyadari,rasanya tak mungkin
untuk memilikinya karna kami berdua masih ada hubungan saudara yang walaupun
jauh tapi bagiku rasanya masih tak etis jika aku menjalin hubungan asmara
dengannya,katakanlah begitu.Aku merasa terlalu naif jika aku berbuat demikian,jadi
aku berusaha membuang jauh-jauh perasaanku padanya.Jangankan untuk
mencintainya,bahkan aku tidak berharap untuk bisa mengenalnya lebih dekat.Tapi
sekarang semuanya sudah terlambat,aku tak punya pilihan.Hasrat tetaplah
hasrat,ia tak pudar terkena sinar matahari dan tak bisa hilang karna terjangan
ombak.Aku sudah tak peduli apa yang orang katakan nanti tentang kami berdua,aku
sudah siap menanggung semua itu.Jika memang harus terjadi,maka terjadilah..Aku
sudah melangkah terlalu jauh sekarang dan aku tak bisa untuk mundur lagi.Dan
aku tak mabuk,aku tidak dibawah pengaruh alkohol atau narkoba jenis
apapun.Aku sepenuhnya sadar.
Tapi entah mengapa,ternyata
pikiran kami tidak sama dalam hal ini.Ketika aku bersikukuh untuk tetap
maju,dia yang membuatku menjadi kuat justru memutuskan untuk mundur.Aku tak tau
mengapa.Aku sempat berpikir bahwa dia menjadi kehilangan nyali,tapi cepat-cepat
aku buang pikiranku itu.Karna aku tau dia adalah seorang yang kuat dan dia
adalah seorang gadis yang berani,aku tak bisa meragukan itu.Dan pada
kenyataannya aku melihat diriku terpojok pada sudut sempit yang gelap dan tak
tau harus melangkah kemana,sendiri tak ada tempat untuk bertanya.Kadang aku
berpikir bahwa apa yang terjadi diantara kami hanyalah sebuah lelucon yang sama
sekali tak lucu,ironis mungkin.Aku tak tau,mungkin baginya cinta itu tidaklah
buta tapi tidak bagiku.Ketika kau menggilai seseorang,kau selalu punya alasan
untuk percaya bahwa dia adalah orang yang tepat untukmu.Dan itu tak perlu
alasan yang bagus,entahlah..Aku hanya berharap untuk tak mundur dari kebenaran
hanya karena kebenaran itu sulit.
***
Pagi itu sebuah takdir telah
ditulis dan diputuskan,yang kemudian meremas-remas buah jantungku.Takdir yang
kemudian berubah menjadi palu yang menghantam tepat di ulu hatiku,membuatku
terdiam tak bisa berkata-kata.Aku pikir aku sudah memberinya pilihan untuk
tetap bersamaku,tapi ternyata dia memiliki alasan untuk pergi meninggalkanku.
Adakalanya aku juga menemukan
dalam hidup ini,seperti yang pernah di katakan seorang kawan “Bahwa cinta,seperti halnya
kesedihan..ia cendrung memudar.. dan akan digantikan oleh sesuatu yang lebih
menarik pada akhirnya..”.Tapi aku tak ingin seperti itu,tidak untuk kali ini..
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
" Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak "