Di Dangau-dangau di depan
sebuah SD di pojok kampung,disitulah biasanya mereka bercengkrama,selepas isya
sampai separuh malam.Kalau siang,Dangau-dangau itu dipakai sebagai kantin,selepas
bubaran sekolah maka Dangau-dangau itu akan kosong sampai pagi esok datang
kembali.
Biasanya mereka berlima, pemuda kampung yang memang sudah saling kenal
sejak masih bayi,sampai sekarang ketika masing-masing mereka sudah bekerja
bahkan sudah ada yang beristri.Bagi mereka,disitu adalah tempat yang pas untuk melepas lelah,setelah seharian
bergelut dengan pekerjaan.Topik obrolan selalu tak menentu,soal
pekerjaan,politik,gosip-ngegosip bahkan topik yang berbau porno pun bisa di
bahas disitu.Naik turun dan selalu tak ada ujung ataupun pangkal obrolannya,yang
penting bisa membikin ketawa.Seperti itu kira-kira tujuannya.Malam itu Ujang dan Iwan
menjadi orang yang pertama yang datang kesitu,sama seperti malam-malam
sebelumnya.Mereka berdua memang terkenal rajin dibanding tiga orang temannya.“Ah..Ada yang kurang rasanya kalau
tak ada Samsul.!!kalau ada dia,ada aja bahan yang di omongin..hahah..”Ujang
memulai percakapan sambil tertawa lepas
seolah-olah tak pernah menemui masalah dalam hidupnya.“Hahah..kalau dia mah,ga bakal
abis-abis pokoknya,sebelas duabelas lah ama bapaknya”.Iwan menimpali sambil
terkekeh-kekeh,mungkin ingat polah si Samsul yang selalu mengundang tawa.Si
Samsul sendiri memang seorang yang cukup unik diantara mereka,selalu punya
banyak bahan baru buat diceritakan.Baik hal itu tentang orang lain,maupun
tentang dirinya sendiri.Tak jarang ceritanya bakal mengundang tawa bagi siapa
saja yang mendengarnya.Dan biasanya topiknya tak jauh dari hal-hal yang berbau
mistis,yang berhubungan dengan dunia idea.Bahkan dahulu sempat dikatakan warga
kampung,bahwa dia sudah gila.Itu terjadi ketika ia kembali dari pendakian di
sebuah gunung tak jauh dari kampungnya.Tapi beruntung akhirnya dia kembali
sehat seperti semula.Dan sekarang dia sudah beristri dan tinggal dirumah yang
tak jauh dari Dangau-dangau itu.”Gw dengar dia lagi sibuk bisnis batu
sekarang”.”emang kreatif sekali orang itu,ada aja yang dikerjain..”.lanjut Iwan
dengan mimik muka seperti hendak tertawa tapi entah kenapa tidak jadi.“Dengar-dengar sih gitu”Ujang
menimpali sambil menyulut rokok yang sejak tadi di pegangnya.Percakapan mereka
terhenti ketika sebuah sepeda motor datang ke arah mereka.Rupanya Ujang dan
Liman yang datang.Ada dua orang sekarang yang bernama Ujang.Entah
kenapa,dikampung mereka banyak sekali yang bernama Ujang.Selain mereka
berdua,masih banyak Ujang-Ujang yang lain yang juga mereka kenal.Mungkin Ujang
adalah nama kesayangan orang-orang tua disana,entahlah.yang pasti malam itu
disana ada dua Ujang.yang satu Ujang.S dan yang satu lagi Ujang.M.“Dah lama ya bro..”.Ujang.M menyapa
sambil turun dari motornya dengan gaya khas anak gaulnya.“Gak juga,baru aja..”.jawab Iwan dan
Ujang.S hampir bersamaan.”Belum abis sebatang rokok”.sambil menunjukan rokoknya
yang baru habis setengah.”Si Samsul kemana ya,tumben ga nongol ..”lanjut Ujang
S“Ketiduran kali,mungkin capek
seharian abis nyusur sungai nyari batu akik..”.jawab Liman sambil nyari posisi
duduk yang strategis“Jadi benar,dia sekarang bisnis batu
cincin?”.tanya Ujang.S penasaran“Ho oh,ada seember batunya”,entah
dari mana aja dia dapat batunya..”jawab Liman“Buset,banyak bener..”.Ujang.S
seperti tak percaya“Mungkin tiap ketemu batu
dijalan,dibawanya pulang..hahaha”.Ujang.M mengimbangi sambil tertawa.“Coba liat kerumahnya,bangunin aja
trus suruh kesini..”.ujar Liman“Ah,susah kalau dia udah tidur..”.kalau
tidurnya masih didepan TV sih masih bisa di bangunin,tapi kalau udah dikamar
jangan harap”.sambung Ujang.S.”kalau udah dikamar meskipun belum tidur,dia ga
bakal nyahut kalo di panggil..”.lanjutnya“Membangunkan orang yang bangun..gimana
bisa..”.Ujang.M menimpali sedikit berfilosofi.“Hmm..bener juga..”.Liman mengiyakanIwan yang dari tadi diam
saja,tiba-tiba menyeletuk.”coba di SMS,bilang ada yang mau beli batu
cincin..pasti bakal bangun tu..”.ujarnyaSejenak mereka terdiam,lalu
kemudian..”HAHAHAHAHA.....”,seperti ada yang mengkomandoi,serentak mereka
tertawa terbahak-bahak memecah kesunyian dimalam itu.
Menjelang pagi di Bangkinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
" Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak "