Kamis, 04 Desember 2014

Membangunkan Orang Bangun



Di Dangau-dangau di depan sebuah SD di pojok kampung,disitulah biasanya mereka bercengkrama,selepas isya sampai separuh malam.Kalau siang,Dangau-dangau itu dipakai sebagai kantin,selepas bubaran sekolah maka Dangau-dangau itu akan kosong sampai pagi esok datang kembali.


Biasanya mereka berlima, pemuda kampung yang memang sudah saling kenal sejak masih bayi,sampai sekarang ketika masing-masing mereka sudah bekerja bahkan sudah ada yang beristri.Bagi mereka,disitu adalah tempat yang  pas untuk melepas lelah,setelah seharian bergelut dengan pekerjaan.Topik obrolan selalu tak menentu,soal pekerjaan,politik,gosip-ngegosip bahkan topik yang berbau porno pun bisa di bahas disitu.Naik turun dan selalu tak ada ujung ataupun pangkal obrolannya,yang penting bisa membikin ketawa.Seperti itu kira-kira tujuannya.Malam itu Ujang dan Iwan menjadi orang yang pertama yang datang kesitu,sama seperti malam-malam sebelumnya.Mereka berdua memang terkenal rajin dibanding tiga orang temannya.“Ah..Ada yang kurang rasanya kalau tak ada Samsul.!!kalau ada dia,ada aja bahan yang di omongin..hahah..”Ujang memulai percakapan sambil tertawa  lepas seolah-olah tak pernah menemui masalah dalam hidupnya.“Hahah..kalau dia mah,ga bakal abis-abis pokoknya,sebelas duabelas lah ama bapaknya”.Iwan menimpali sambil terkekeh-kekeh,mungkin ingat polah si Samsul yang selalu mengundang tawa.Si Samsul sendiri memang seorang yang cukup unik diantara mereka,selalu punya banyak bahan baru buat diceritakan.Baik hal itu tentang orang lain,maupun tentang dirinya sendiri.Tak jarang ceritanya bakal mengundang tawa bagi siapa saja yang mendengarnya.Dan biasanya topiknya tak jauh dari hal-hal yang berbau mistis,yang berhubungan dengan dunia idea.Bahkan dahulu sempat dikatakan warga kampung,bahwa dia sudah gila.Itu terjadi ketika ia kembali dari pendakian di sebuah gunung tak jauh dari kampungnya.Tapi beruntung akhirnya dia kembali sehat seperti semula.Dan sekarang dia sudah beristri dan tinggal dirumah yang tak jauh dari Dangau-dangau itu.”Gw dengar dia lagi sibuk bisnis batu sekarang”.”emang kreatif sekali orang itu,ada aja yang dikerjain..”.lanjut Iwan dengan mimik muka seperti hendak tertawa tapi entah kenapa tidak jadi.“Dengar-dengar sih gitu”Ujang menimpali sambil menyulut rokok yang sejak tadi di pegangnya.Percakapan mereka terhenti ketika sebuah sepeda motor datang ke arah mereka.Rupanya Ujang dan Liman yang datang.Ada dua orang sekarang yang bernama Ujang.Entah kenapa,dikampung mereka banyak sekali yang bernama Ujang.Selain mereka berdua,masih banyak Ujang-Ujang yang lain yang juga mereka kenal.Mungkin Ujang adalah nama kesayangan orang-orang tua disana,entahlah.yang pasti malam itu disana ada dua Ujang.yang satu Ujang.S dan yang satu lagi Ujang.M.“Dah lama ya bro..”.Ujang.M menyapa sambil turun dari motornya dengan gaya khas anak gaulnya.“Gak juga,baru aja..”.jawab Iwan dan Ujang.S hampir bersamaan.”Belum abis sebatang rokok”.sambil menunjukan rokoknya yang baru habis setengah.”Si Samsul kemana ya,tumben ga nongol ..”lanjut Ujang S“Ketiduran kali,mungkin capek seharian abis nyusur sungai nyari batu akik..”.jawab Liman sambil nyari posisi duduk yang strategis“Jadi benar,dia sekarang bisnis batu cincin?”.tanya Ujang.S penasaran“Ho oh,ada seember batunya”,entah dari mana aja dia dapat batunya..”jawab Liman“Buset,banyak bener..”.Ujang.S seperti tak percaya“Mungkin tiap ketemu batu dijalan,dibawanya pulang..hahaha”.Ujang.M mengimbangi sambil tertawa.“Coba liat kerumahnya,bangunin aja trus suruh kesini..”.ujar Liman“Ah,susah kalau dia udah tidur..”.kalau tidurnya masih didepan TV sih masih bisa di bangunin,tapi kalau udah dikamar jangan harap”.sambung Ujang.S.”kalau udah dikamar meskipun belum tidur,dia ga bakal nyahut kalo di panggil..”.lanjutnya“Membangunkan orang yang bangun..gimana bisa..”.Ujang.M menimpali sedikit berfilosofi.“Hmm..bener juga..”.Liman mengiyakanIwan yang dari tadi diam saja,tiba-tiba menyeletuk.”coba di SMS,bilang ada yang mau beli batu cincin..pasti bakal bangun tu..”.ujarnyaSejenak mereka terdiam,lalu kemudian..”HAHAHAHAHA.....”,seperti ada yang mengkomandoi,serentak mereka tertawa terbahak-bahak memecah kesunyian dimalam itu.

Menjelang pagi di Bangkinang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak "