Ridin,begitulah orang menyebut namanya.meski bukan nama yang menarik tapi
menurutku namanya cukup unik.dikampungnya,ia dikenal sebagai pemuda yang rendah
hati,suka membantu sesama dan bisa dibilang memiliki penampilan yang
menarik.tak sedikit perawan desa yang mencoba menarik perhatiannya,mencoba
meluluhkan kerasnya hati Ridin,tapi selalu saja tidak membuahkan hasil.apa
boleh buat,Ridin memiliki pandangan sendiri tentang gadis yang disukainya yang
sampai saat ini belum ia temukan
.
.
Akhir-akhir ini Ridin dilanda kegalauan,umur terus bertambah namun jodoh ideal
belum juga ia temukan.ditambah lagi Ridin saat ini hanya seorang
pengangguran.jadilah perkara jodoh itu menjadi semakin rumit saja.sekarang umur
Ridin sudah 32 tahun.sementara teman-temannya sudah banyak yang menikah bahkan
anaknya sudah besar-besar.sementara Ridin masih tetap sendiri bersama hatinya
yang sepi.
“sebenarnya tak banyak
yang kuinginkan dalam hidup ini”.kata Ridin suatu hari
“aku Cuma bermimpi suatu
saat akan bertemu seorang gadis yang baik kemudian menikah dan membangun
keluarga kecil yang bahagia”..”itu saja,tak lebih”.katanya sungguh-sungguh.
“aku yakin nanti suatu
saat kamu pasti bertemu dengan gadis impianmu”.temannya menimpali mencoba
menguatkan hati Ridin.
“ya,aku juga
yakin”.jawab Ridin,mencoba meyakinkan diri sendiri.
Ridin berusaha melupakan kegalauan,dan mencoba melewati hari demi hari tanpa
terlalu memikirkan beban pikirannya.”toh,buat apa aku galau”pikir Ridin dalam
hati.”dia tak menghasilkan apa-apa bagiku,dia hanya akan mengambil kesenanganku
dalam menikmati hidup”.katanya mantap.
Pada suatu hari yang cerah,dengan di comblangi temannya,diperkenalkanlah Ridin
dengan seorang gadis.gadis itu sendiri berparas cantik,kulitnya putih dan yang
paling utama adalah taat pula agamanya.seperti itulah gadis ideal yang
diimpikan Ridin selama ini.Ridin memang menginginkan calon istri yang taat
agamanya,agar kelak sang istri bisa menuntun Ridin untuk kembali ke jalan yang
benar.ya,Ridin memang seorang pemuda yang baik dan rendah hati tapi ia lemah dalam
soal agama.Ridin sudah tersesat jauh dari jalan Tuhannya.sudah tak terhitung
lagi sudah berapa kali sholat 5 waktu yang ia tinggalkan,bahkan kadang jum’atan
pun hanya lewat begitu saja.dan nampaknya sang gadis juga punya ketertarikan
yang sama terhadap Ridin,klop sudah,pucuk dicinta ulampun tiba.Ridin sudah
berani membayangkan mimpinya yang selama ini hanya menjadi bunga dalam tidur
dan kehidupannya.
Komunikasi dengan sang gadis semakin intens di lakukan Ridin,selayaknya orang
yang PDKT.Tiada hari dilewatkan Ridin tanpa menelpon sang gebetan,kadang-kadang
mereka juga bertemu sekedar berbincang-bincang bertukar pikiran.sehari saja tak
mengetahui kabar gebetannya,Ridin sudah di landa gelombang rindu yang tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata.ada kalanya kadang Ridin senyum-senyum sendiri.tak
tahulah mengapa.yang jelas itu terjadi disebabkan 2 hal,kalau tak gila maka
tentu ia sedang jatuh cinta.jelas bahwa Ridin tak gila dan memang Ridin juga
mengakui dalam hatinya bahwa sesungguhnya ia memang sedang jatuh cinta.Ridin
sedang dilanda demam Kapialu,”Virus merah jambu” sudah menyebar ke seluruh
ruang hatinya.
Hari-hari Ridin sekarang menjadi ceria,ia menjadi lebih semangat.saban sore
Ridin selalu berolahraga untuk menjaga staminanya,agar nanti selalu
kelihatan bugar bila bertemu sang pujaan hati.Ridin lebih giat lagi mencari
lowongan pekerjaan,diinternet,di koran-koran dan mencoba untuk memikirkan untuk
mencoba membuka usaha sendiri.Kebiasaan bangun siang Ridinpun sekarang sudah
berkurang.Bahkan Ridin sekarang sudah bisa membikin puisi,entah kenapa
tiba-tiba saja Ridin merasa menjadi seorang penyair.tapi teman-teman Ridin
mengerti semua dengan tingkah Ridin akhir-akhir ini.Mereka memaklumi semua
tingkah yang tak lazim yang Ridin lakukan.ah..betapa indahnya dunia jika sedang
jatuh cinta,apapun akan dilakukan demi sang cinta tadi tak peduli apakah
berbalas ataukah tidak.seperti kata sebuah lirik lagu
:
when you love someone – you’ll do anything
you’ll do all the crazy things that you can’t explain
you’ll shoot the moon – put out the sun
when you love someone..
you’ll do all the crazy things that you can’t explain
you’ll shoot the moon – put out the sun
when you love someone..
Mimpi mulai di rajut
Ridin,pondasi cintanya sudah mulai terbangun dan sang gadispun seperti nya
juga terserang virus merah jambu tadi.setidaknya begitulah menurut pendapat
Ridin.tiap bertemu,sang gadis selalu terlihat antusias dan jelas sekali
terlihat dari matanya bahwa sesungguhnya dia menyukai Ridin.Ridin sangat paham
akan hal itu,meski dia tidak terlalu berpengalaman soal cinta tapi dia tahu
bahwa pandangan mata tak bisa menipu.sebab menurut Ridin mata adalah jendela
jiwa.ketika bertemu setiap kali mereka hendak berpisah sang gadis selalu
tersenyum manis kepadanya,sangat manis.
Namun diantara banyaknya
perubahan positif yang terjadi di dalam diri Ridin,masih ada satu hal yang
tidak juga berubah.yaitu Ridin belum juga bisa taat ibadahnya.sholat 5 waktu
masih sering ia tinggalkan,meski saban jum’at dia selalu tak pernah lupa untuk ke
masjid.Ridin bukannya tidak berusaha untuk bisa merubahnya namun Ridin tak
pernah mengerti mengapa ia belum juga bisa.tiap kali ia ditanya sang gadis udah
sholat apa belum tiap kali pula ia menjawab belum.Namun sang gadis bisa
mengerti,ia paham bahwa untuk merubah itu semua butuh waktu.meski jauh di dalam
hatinya ia merasa kecewa.”Cinta akan selalu bisa mengerti orang yang
dicintainya”.begitu pikir sigadis.Begitulah hubungan mereka terus berjalan
sampai pada suatu titik,titik yang sangat tidak di harapkan oleh Ridin dan
mungkin juga sang pujaan hati.
Seminggu telah berlalu,sejak terakhir kali Ridin menghubungi pujaan hati.Dalam seminggu Itu Ridin mencoba untuk berpikir dan memantapkan hatinya.Ridin ingin benar-benar tahu apakah perasaannya selama ini tidak hanya di butakan oleh kecantikan sang gadis,ia tanyakan dalam hatinya,tidakkah cintanya buta?semakin hari semakin terasa oleh Ridin bahwa sesungguhnya ia memang mencintai gadisnya.Dan ia membulatkan tekad untuk membawa hubungannya melangkah lebih jauh.Ia berniat untuk menikahi pujaan hatinya itu.
Ridin kemudian menghubungi sang gadis lewat telepon,setelah seminggu tak mendengar kabar,rasa rindu didada Ridin sepertinya sudah tak tertahankan lagi.Tapi teleponnya tidak terjawab.”mungkin dia sedang sibuk”pikirnya.kemudian ia mencoba hubungi sekali lagi,tetap saja tak di angkat.akhirnya Ridin mengirimkan pesan singkat dan terkirim.Lama ia tunggu,tak kunjung ada balasan.Ridin berusaha untuk santai.Keeseokan harinya kembali ia menelpon sang gadis,sekali,dua kali,tiga kali tetap juga tidak di angkat.Kemudian kembali ia kirim pesan singkat,tetap saja tak kunjung ada balasan meski Ridin sudah menunggu seharian.Hati Ridin mulai dilanda gelisah,tapi Ridin mencoba untuk tetap tenang.esoknyapun kejadian yang sama berulang lagi.Hati Ridin sekarang benar-benar tidak menentu,bermacam dugaan berkecamuk dalam pikirannya.Ia memandangi rembulan yang gemilang dimalam itu,tapi tak juga ia temukan jawabannya.
Pada suatu pagi yang
mendung,akhirnya telepon Ridin diangkat sang gadis.dari jauh terdengar suara
yang selama ini dirindukan Ridin.
“Hallo..”.Ridin memulai
percakapan.Ridin bertanya kabar sang pujaan hati apakah baik-baik
saja.”baik-baik aja bang”.si gadis menjawab dengan suara datar.”kamu sekarang
sepertinya berbeda,seperti ada yang berubah”.ucap Ridin.”ah..masa sih bang..aku masih seperti yang dulu,ga ada yang berubah..”.jawab sang gadis dengan nada
agak ketus.Saat itu Ridin menyadari bahwa sang pujaan hati terasa berbeda,Ridin
seperti merasa tak pernah mengenal sang gadis.”udah dulu ya bang,aku mau
pergi”.sang gadispun mengakhiri pembicaraan yang canggung itu dan meninggalkan
sejuta pertanyaan di dalam benak Ridin.ada apakah gerangan?tapi Ridin berusaha
untuk tetap tenang,layaknya sikap seorang pria sejati.
Ridin sekarang lebih
banyak menyendiri dan menjadi sering melamun.ia mencoba untuk mengerti terhadap
perubahan sikap sang pujaan hatinya.ia mencoba datangi rumah sang
gadis,berharap dapat bertemu.ingin rasanya ia mendapat penjelasan langsung dari
sang gadis.meski nanti ia kecewa tapi setidaknya ia mengerti letak
permasalahannya.Ridin sudah tetapkan hatinya bahwa jika nanti sang pujaan hati
menghancurkan hatinya,ia akan tetap mencintai dengan kepingannya yang tersisa.tapi
lagi-lagi gadisnya tak mau bertemu.
Akhirnya terdengar juga
kabar oleh Ridin,dari teman-teman sang gadis ,Ridin tahu bahwa yang menyebabkan
sang gadis berubah adalah karena sampai saat ini ia tak juga rajin
sholatnya.awal-awal sang gadis masih bisa mengerti,namun seiring berjalannya
waktu kesabaran sang gadis sudah sampai pada batasnya dan berkesimpulan bahwa
Ridin tak akan pernah bisa berubah dan sang gadis merasa dikecewakan.Mendengar
hal itu Ridin jadi sedih,sesungguhnya ia tak berniat sekalipun mengecewakan
pujaan hatinya.bukankah dulu ia bisa mengerti,bahwa perubahan itu takkan
mungkin bisa langsung terjadi?bukankah ia pernah berkata pada sang gadis bahwa
ia berniat untuk berubah?dan itu sudah ia lakukan dalam beberapa hal.Ridin
berusaha untuk mengerti keputusan sang gadis.Apakah orang yang rajin sholat itu
sudah tentu baik dan di jamin akan masuk surga?dan sebaliknya,apakah orang yang
tidak sholat itu berarti orang yang jahat dan sudah pasti menjadi
penghuni neraka?Ridin bertanya pada dirinya sendiri tapi ia tak mampu
menjawab.ah,sudahlah mungkin ia tidak mencintaiku,mungkin ia tidak siap
menjalani hidup denganku yang tidak punya masa depan yang jelas ini.Ridin
berpikir akan kemungkinan lain.tapi Ridin tetap berusaha tetap tenang.
Sejak saat itu Ridin merasa dunia seperti hilang keindahannya.makannya tak lagi bernapsu,tiap malam Ridin selalu susah memejamkan matanya.ia terus berpikir dan berusaha memahami alasan sang gadis,yang sekeras apapun dia berpikir tetap tak bisa ia pahami.Yang bisa Ridin mengerti saat itu adalah bahwa cinta tak selamanya bisa mengerti orang yang di cintai.Ridin berusaha memahami bahwa menikahi orang yang dicintai hanyalah sebuah kemungkinan dan bukan kemestian.
Sore hari di petang itu dilewati Ridin dengan duduk termenung di tepi jalan didepan rumahnya,sesekali ia disapa kenalannya yang lewat.deru suara mesin mobil tak mampu mengganti deru pertanyaan di dalam hatinya sendiri.kabut asap knalpot yang pekat itu juga tak sepekat kabut yang membayangi hubungannya dengan sang pujaan hati.haruskah aku berhenti?sementara aku mencintainya.perang batin berkecamuk dalam benaknya.Dan seiring tenggelamnya matahari senja,Ridinpun akhirnya sadar bahwa Mimpinya memang sudah tak cantik lagi...
Penulis
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.